Tuesday, April 8, 2008

sama-sama

orang lain kalah = kita kalah
orang lain menang = kita menang

kalau aku merasa menang sendiri, sementara banyak orang lain kalah
berarti aku masih di dalam tempurungku

visioner

konon setiap katak lahir di dalam tempurungnya masing-masing
orang tua katak langsung memberi tempurung kepada anaknya yang baru lahir
untuk melindunginya dari hujan dan panas matahari
atau supaya anaknya bersikap normal dan hidup seperti mereka

lalu ada katak yang 'diberi' jalan keluar dari dalam tempurung
baru sadar bahwa di luar tempurung banyak warna lain
birunya langit, hijaunya daun, kuningnya mentari, merahnya bunga
berbeda dari warna di dalam tempurung yang hanya coklat dan gelap

sadar dia yang pertama keluar, tidak lantas merasa jadi pemenang
sadar bahwa itu adalah 'pemberian'

ketika melihat sekitarnya
banyak katak yang masih di dalam tempurung seperti dirinya dulu
dia mulai mengetuki tempurung-tempurung itu
dan mengabarkan kepada setiap katak di dalamnya
bahwa banyak warna lain di luar tempurung
dengan harapan makin banyak katak yang bisa keluar dari tempurungnya

bahwa katak seharusnya tidak lahir di dalam tempurung

selaras dengan tuhan?

suara adzan dari mesjid dekat rumahku keras sekali
membuat burung-burung yang biasa hinggap di pepohonan beterbangan

manusia mencoba mencari keselarasan dengan tuhannya
tapi malah menjauhi keselarasan dengan alam yang adalah tuhan itu sendiri

tulis pikiran

mencoba untuk menulis

memikirkan itu mudah
namun jika terlalu banyak yang dipikirkan
menjadi sulit melakukannya dengan terstruktur

menulis pikiran adalah jalan keluar
walau tidak mungkin menuliskan dengan tepat apa yang dipikirkan
karena dibatasi oleh varian 26 huruf saja

karena pada dasarnya pikiran tidak terstruktur
tanpa batas
bagai ikan yang berenang di lautan
bagai burung yang terbang di udara

dengan indera lengkap aku melihat, mendengar, mencium bau, mengecap rasa dan menyentuh
menuliskan pikiran aku bagaikan seorang buta
dan mulai belajar mengimbanginya dengan mengoptimalkan indera-indera lainnya

menuliskan pikiran berarti belajar dari awal
bagaimana cara melihat dengan benar
mendengar dengan benar
mencium dengan benar
merasa dengan benar
dan menyentuh dengan benar