Saturday, October 11, 2008

Pengisi hati yang tidak ke mana-mana

Aku menghampirinya sekali lagi
Tidak ada janji
Hanya rindu yang membuat gila

Selalu diawali oleh ujian awal
Aku sudah tau
Bukan sudah biasa
Tidak ada yang biasa setiap kali
Setiap kali adalah baru

Walau berat, boleh istirahat
Manusia kecil, dia tau itu
Dari awal semua terserah padaku
Mau terus atau turun lagi
"Aku toh tidak ke mana-mana"
katanya dalam hening

Lewat jalan lain juga boleh
Namun siapa tau nasib mu?
Aku tak pernah tergoda
Setelah tau
Banyak yang dipaksa turun
Bersatu raga dengannya

Selang beberapa waktu
Dalam permainan gelap dan terang
Tidak pernah selaras
Sedangkan akhir perjalanan?
Jiwa berteriak-teriak
"Sudah dekat! Hampir sampai!"

Dia Sang Bijak
Tahu setiap harapan
Dia pengasihan dan pemberi penghiburan

Maka terbukalah di depan mataku
Semua yang kumau
Dia berikan semuanya
Sebagai timbal balik
Kulahap semuanya dengan rakus
Kalau bisa sampai ke titik yang terkecil
Karena aku tau
Tidak akan pernah kenyang

"Mau lagi! Mau lagi!"
"Ambil saja"

"Mau lagi!"
"Sepuasnya"

"Aku toh tidak ke mana-mana"

O pengisi hatiku
Betapa kayanya engkau
Betapa laparnya aku

rumah jiwa ku

Sementara ragaku berebut makanan di tempat sampah
Jiwaku berteduh di bawah sekelompok semak Cantigi
Mereka membiusku dengan dingin dan angin dan hujan
mengalihkan semua indera dan kesadaranku

Kakiku seakan bermain air situ patengan
Tanganku menjangkau mega gunung patuha
Nafasku menghirup harum teh rancabali
Telingaku menikmati deru kawah ratu yang bergolak
Yang kukecap lewat lidahku hanyalah air sungai dingin
yang mengalir dari puncak salak, turun sebagai air terjun curug sewu
Mataku tak melihat pengaturan, hanya alam, yang menjadi dirinya sendiri
Maka kurasakan kesemuanya seperti kelaparan
Maka..
Harapanku menjadi seluas padang surya kencana
Hanya edelweiss yang boleh menuntun langkahku
Melewati lumut-lumut yang hidup di permukaan batu
Dan angin yang tidak menusuk, namun membungkus erat
Dinginnya kehangatan tidak akan membekukan

Tidak mau pulang
Ke mana pulang?
Ini rumah jiwa ku
Di bawah semak cantigi